Peristiwa Perjuangan Setelah Kemerdekaan


Latar Belakang; Tokoh yang Terlibat; Tempat dan Tanggal Terjadinya Peristiwa; Uraian Singkat Perjuangan; dan Akhir Peristiwa Perjuangan.

No.
Peristiwa Perjuangan
Uraian Singkat Perjuangan
1.
Pertempuran Surabaya.
·         Terjadi tanggal 25 Oktober 1945. Penyebabnya Tentara NICA melancarkan hasutan, terjadi di Surabaya.
·         Perjuangan diakhiri dengan salah satu pemimpin arek-arek Surabaya yaitu Bung Tomo, membakar semangat para pejuang Surabaya untuk menggempur musuh. Karena persenjataan tidak seimbang, banyak rakyat Surabaya yang gugur. Akhirnya  kalah. Kota Surabaya jatuh ke tangan Inggris.
Tentara Sekutu berhasil menguasai tempat penting seperti  gedung Bank Internatio, Kantor pos besar  dan pangkalan udara Tanjung. Pertempuran di Kota Surabaya meluas  ke seluruh kota. Inggris menyerang dengan menggunakan peralatan perang lengkap. Para pemuda berusaha untuk mengepung dan menyerang gedung tersebut. Dalam insiden tersebut, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas. Inggris  mendatangkan tentara yang lebih besar ke sejumlah daerah.Pada 9 November 1945, Inggris mengultimatum pemuda Surabaya.
2.
Pertempuran Bandung Lautan Api.
·         Latar belakang : Tentara Sekutu mulai memasuki Kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Tentara Sekutu yang pada saat itu diboncengi NICA kemudian mengeluarkan ultimatum. Isinya adalah agar para pemuda menyerahkan senjata yang dirampas dari  Jepang.
·         Akhir perjuangan : Sebelum meninggalkan Kota Bandung bagian selatan, para pejuang membumi hanguskan Kota Bandung. Pada malam tanggal 23 Maret 1946, beberapa gedung penting dibakar.
Ultimatum tidak diindahkan oleh para pemuda. Akhirnya, terjadi pertempuran sengit. Pasukan Sekutu bisa merebut dan menduduki beberapa kantor penting. Bahkan, Kota Bandung sebelah utara berhasil diduduki oleh pihak Sekutu. Para pejuang Bandung terdesak ke bagian selatan Bandung. Pada 23 Maret 1946, pasukan Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum untuk yang kedua. Isinya agar Kota Bandung bagian selatan dikosongkan. Para pejuang yang dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution sepakat untuk mematuhi ultimatum tersebut demi keselamatan rakyat dan kepentingan politik pemerintah RI pada saat itu.
3.
Pertempuran 5 hari di Semarang.
·         Terjadi tanggal 15 Oktober 1945.
·         Latar Belakang : Pasukan Jepang masih tetap berada di Kota Semarang. Mereka juga masih melancarkan serangan terhadap beberapa kubu TKR ( Tentara Keamanan Rakyat)yang bertujuan untuk  membebaskan orang-orang Jepang yang masih dalam penahanan.
·         Akhir Perjuangan : Pertempuran berlangsung selama 5 hari, 15 - 19 Oktober 1945. Perang bisa dihentikan setelah adanya gencatan senjata.
Selain kabar pasukan Jepang yang melancarkan serangan terhadap beberapa kubu TKR, tersiar kabar bahwa Jepang meracuni sumber air minum di wilayah Candi Semarang. Oleh sebab itu, dr. Kariadi memeriksa sumber air yang diracuni oleh Jepang tersebut. Pada saat itu, ia menjabat kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Pusara) di Semarang. Namun naas, ia kemudian dibunuh tentara Jepang. Terbunuhnya dr. Kariadi ini menyulut kemarahan pemuda. Akibatnya, terjadi pertempuran di Simpang Lima (Tugu Muda) dan sekitarnya. Pertempuran TKR melawan tentara Jepang yang dikomandoi oleh  Mayor Kido.
4.
Pertempuran Ambarawa.
·         Terjadi tanggal 20 Oktober 1945 - 15 Desember 1945.
·         Latar Belakang : Kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi  orang NICA di Ambarawa membuat rakyat Ambarawa marah. Pihak Sekutu ternyata mengingkari janjinya.
·         Akhir perjuangan : Ambarawa dibagi atas empat sektor. Kekuatan pasukan tempur disiagakan secara bergantian. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan pasukan dari Purwokerto Letnan Kolonel Isdiman gugur maka sejak saat itu Kolonel Sudirman Panglima Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan pasukan. 
Pasukan TKR membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang membelah kota Ambarawa. Sedangkan,  dari arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Androngi melakukan serangan fajar. Musuh terkepung, tetapi musuh mencoba untuk menerobos kepungan. Dengan bantuan Resimen Dua yang dipimpin oleh M. Sarbini, Batalion Polisi Istimewa yang dipimpin oleh Onie Sastroatmojo, dan batalion dari Yogyakarta mengakibatkan gerakan musuh berhasil ditahan di desa Jambu. Di desa Jambu, para komandan pasukan mengadakan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar. Rapat itu menghasilkan pembentukan komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran, bertempat di Magelang.
5.
Pertempuran Medan Area
·         Terjadi tanggal 9 Oktober 1945.
·         Latar belakang : Kedatangan tentara sekutu dan NICA memancing berbagai insiden terjadi di hotel jalan bali, medan pada tanggal 13 oktober 1945, saat itu seorang penghuni expost )merampas dan menginjak injak lencana merah putih yang dipakai pemuda indonesia hal ini mengundang kemarahan pemuda indonesia. 
·          Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi, antara lain di Brastagi, Padang, Bukit Tinggi dan Aceh.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota Medan. Untuk sementara waktu Pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Siantar, sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar kota medan. Komandan pasukan membentuk Komando Laskar Rakyat. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu diwilayah Medan.
6.
Pertempuran Puputan Margarana
·         Terjadi tanggal 20 November 1946.
·         Latar Belakang : Pada waktu staf MBO berada di desa Marga, I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di Kota Tabanan. 
·         Akhir perjuangan : Pasukan Ngurah Rai mengadakan "Puputan" atau perang habis-habisan di Desa Margarana sehingga pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk Ngurah Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang tewas. 
Beberapa pucuk senjata beserta pelurunya dapat direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut menggabungkan diri kepada pasukan Ngurah Rai. Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga. Pada 20 November 1946 sejak pagi-pagi buta tentara Belanda mulai nengadakan pengurungan terhadap Desa Marga. Kurang lebih pukul 10.00 pagi mulailah terjadi tembak-menembak antara pasukan NICA dengan pasukan Ngurah Rai. Pada pertempuran yang seru itu pasukan bagian depan Belanda banyak yang mati tertembak. Oleh karena itu, Belanda segera mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar. Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. 
7.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang.
·         Terjadi tanggal 1 Januari 1946.
·         Latar belakang : Pasukan Sekutu tiba di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945. Pendaratan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Carmichael. Mereka dengan diboncengi oleh pihak NICA. Tindakan mereka menyinggung rakyat.
·         Akhir perjuangan : Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah RI di Palembang.
Ketika Sekutu meninggalkan kota Palembang pada bulan Oktober 1946 mereka menyerahkan kedudukan-kedudukannya kepada Belanda.
Suasana kota Palembang makin tegang dan insiden-insiden bersenjata seringkali terjadi. Ketika Belanda menuntut supaya kota Palembang dikosongkan dan pemuda-pemuda menolak tuntutan tersebut, maka meletuslah pertempuran. Untuk mengulur waktu guna mendatangkan bala bantuan, Belanda mengajak berunding.
Pada saat perundingan sedang berjalan pada tanggal 1 Januari 1947 pertempuran meletuslah kembali. Dalam pertempuran ini, Belanda menggunakan pesawat terbang, tembakan altileri dari sungai dengan meriam-meriam kapal dan berbagai senjata berat.
Tetapi, para pejuang kemerdekaan RI di Palembang dengan persenjataan yang sederhana telah memberikan perlawanan yang gigih dan berhasil membuat kerugian yang cukup besar pada fihak Belanda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Jawaban Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 11

Biografi 5 Pelukis Terkenal Indonesia beserta Lukisannya